Menikah perlu kesiapan mental maupun
materiil. Ketika Anda sudah siap secara materiil dan di tengah proses
perencanaan nikah tiba-tiba timbul keraguan, bisa berujung pada batalnya
naik pelaminan.
Namun di sisi lain, Anda tetap ingin bersama-sama dengan pasangan. Hanya keyakinan saja yang belum cukup untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Apa yang harus dilakukan, tetap melanjutkan pernikahan?
Psikolog Ratih Ibrahim menjawab, "Tunda dulu. Kalau ternyata nggak jodoh ya udah. Tapi kalau jodoh, pernikahannya akan lebih mantap."
Ditemui di kantornya Personal Growth, Rukan Aries Niaga Jl. Taman Aries, Jakarta Barat, Senin (7/5/2012), Ratih menyarankan keduanya bisa tetap berpacaran walau pernikahan tidak seperti yang direncanakan. Tapi butuh kesepakatan dan mungkin diperlukan komitmen baru agar ketika pernikahan itu akhirnya terlaksana, tak timbul keraguan lagi.
"Butuh kesepakatan, kalau dua-duanya sepakat mau nunda ya udah. You cannot push anyone to be. Pada saat dipaksakan itu relasinya jadi sakit," terang psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
Jika ingin menunda, katakan jujur pada pasangan dan yakinkan Anda ingin tetap bersama walaupun pernikahan harus ditunda. Kebersamaan bisa tetap terjalin dengan memperpanjang masa pacaran atau masa tunangan. Selama penundaan itu, lakukan persiapan mental sebaik-baiknya. Namun Anda tetap harus mengantisipasi kemungkinan hubungan tersebut bisa putus, agar tak terlalu kecewa ke depannya.
Bagaimana jika pernikahan tetap dipaksakan, sementara masih ada keraguan? "Saya menemukan banyak sekali perkawinan yang dipaksakan lantaran kasihan atau takut mempermalukan keluarga. Yang kayak gitu-gitu, banyak yang saya temukan perkawinannya sebagian besar tidak berjalan dengan baik," ungkap wanita 46 tahun ini.
Kalaupun ada yang berhasil, dengan kata lain rumah tangganya tetap bertahan lama walaupun memaksakan menikah, jumlahnya kurang dari 10 persen. Itu pun setelah melewati perjuangan yang luar biasa keras. (wolipop.com)
Like disini yah mas/mba' Bro!! ^_^